Bedanya bekerja di konsultan arsitektur kecil atau besar

3 comments
Banyak dari kita beranggapan setelah lulus dari S1 arsitektur,  kita merasa sudah diakui sebagai arsitek profesional di kalangan masyarakat. Ternyata kenyataan tidak begitu, setelah lulus anda baru selesai menjalani pendidikan dasar tentang arsitektur. Jalan yang sebenarnya baru dimulai ketika anda bekerja di bidang arsitektur. Nah dari sini sudah mulai ketahuan siapa yang tetap konsisten kerja sejalan dengan bidangnya atau beralih ke bidang lain yang masuk berhubungan dengan arsitektur atau benar-benar lepas dari dunia arsitektur. Dalam pemikiran kita yang baru lulus tentu kita berpikir arsitek itu profesi menyenangkan yang terus-menerus bisa mendesign bangunan dan mewujudkan keinginan ego kita serta hidup terkenal layaknya designer handal seperti  arsitek terkenal Norman Foster, Zaha Hadid, Tadao Ando dll. 

    Tidak salah memang impian ini, ada beberapa kita yang setelah lama kerja bisa mewujudkan impiannya menjadi direktur di perusahaan arsitek international atau mempunyai nama di kalangan arsitek indonesia. Tapi sebelum anda melihat jauh, mari kita liat dulu proses yang terjadi setelah anda lulus dari pendidikan S1 arsitektur. Coba bayangkan berapa orang yang lulus tiap tahunnya dari S1 arsitektur Indonesia dan seluruh negara tetangga asian. Bisa bayangkan dari satu jurusan arsitektur saja bisa ada 200 lebih mahasiswa lulus dari arsitektur bila dikali jumlah universitas, walah ada berjuta mahasiswa lulus tiap tahun. Sekarang anda bayangkan ada berapa konsultan yang ada di Indonesia saja. Tentu jumlahnya tidak bisa menampung ledakan lulusan baru ini. Lalu kemana mereka diserap? jangan takut untuk tidak dapat kerjaan, beberapa lulusan ini terserap di bisnis yang berhubungan dengan arsitektur seperti bidang properti dari bagian pemasaran atau flesibility study developer ,teknisi atau pemasaran supplier material, interior design, kontraktor, landscape, pengawas lapangan, manajemen konstruksi, dll. 
  
   Peran pendidikan arsitektur indonesia pun sudah menyadari peranan mereka di dunia konstruksi. Perdebatan selalu terjadi dengan kurikulum yang diberikan, apakah tetap meneruskan arsitektur tetap di bidang teknik sebagai  tradisi atau terlepas dan menjadi bidang yang berhubungan dengan art atau build environment. Memang masuk akal bila pendidikan kita tetap di teknik, bila melihat lulusan yang baru lulus banyak terserap di bidang konstruksi dan tidak banyak yang bekerja sebagai pemikir design yang handal. Dengan mengikuti pasar, kuliah-kuliah pun mengikuti dengan apa yang dibutuhkan sebagai tukang gambar atau arsitek pekerja bukan sebagai pemikir. Ada yang bilang tradisi ini sudah turun-temurun dari zaman Belanda dimana mereka hanya membuat universitas arsitektur untuk mendapatkan banyak pekerja di bidang konstruksi untuk membangun model kota eropa di indonesia. 

    Kembali lagi ke arsitek yang baru lulus ini, beberapa ada yang masuk ke biro-biro konsultan besar atau kecil baik lokal maupun international. Saya katakan besar atau kecil biasanya dari segi namanya di kalangan dunia arsitektur dan jumlah proyek dan staff yang mereka punya. Bila anda bekerja di biro arsitek kecil dimana hanya ada 5-10 staff, anda akan diberi kepercayaan menangani proyek sendiri dari awal perencanaan sampai terbangun dengan diawasi oleh arsitek utama. Disini anda belajar banyak tentang peranan arsitek di dunia profesional meski biasanya anda tidak diberi kebebasan banyak dalam mendesign.

     Kebanyakan dari biro konsultan kecil ini dimiliki oleh arsitek yang ingin karyanya diakui di dunia arsitektur, makanya mereka sangat tidak mau ngalah bila menyangkut soal design.
Terus fungsi yang baru lulus ini apa dong? tentu untuk menterjemahkan ide design mereka dalam gambar di 3d, cad, dan bila proyek tembus, anda akan mendokumentasikan dan mengawasi proyek mereka. Bahkan dalam tahapan dokumentasi dan pengawasan, arsitek utama ini sangat perhatian dengan detail-detail arsitektur. 
Beberapa setelah beberapa tahun beberapa lulusan baru mulai tidak suka bekerja di biro ini karena mereka sudah cukup tahu dengan proses konstruksi dan ingin mendesign juga.  Beginilah susahnya berarsitektur, arsitek selalu ingin mewujudkan karya design mereka sendiri , melihat terbangun, dan mendapatkan pengakuan. 

     Konflik kepentingan selalu terjadi di biro ini, ada yang lama kelamaan jenuh dan bosan dengan gaya yang dibuat arsitek utama, ada yang merasa terlalu dipaksa dengan cara mereka mendesign tanpa diskusi atau melihat kemungkinan lain. Kadang-kadang ada biro yang hanya mencontek sana-sini dari majalah arsitektur tanpa berpikir lebih jauh dan melemparkannya ke anda untuk  diproses. 
Dalam prosesnya menggabungkan contekan-contekan ini, mungkin andalah yang berbakat membuat semuanya keliatan berjalan dengan mulus dan menjadi arsitektur yang enak dilihat. Tapi sayangnya di biro ini, nama anda hanyalah sebagai asisten dan tidak dilihat bila proyek anda berhasil dan masuk majalah, nama arsitek utama lah yang bakal sering dibicarakan. Anda dapat apa, ya mungkin bonus, kenaikan gaji, atau dibiayain jalan-jalan arsitektur ke luar negeri .
Ada juga yang beruntung dan belajar design dari bos atau arsitek utama yang jago design, yang juga mau liat kemungkinan lain atau berexperimen untuk mewujudkan arsitektur yang beda. Tapi hati-hati dalam prosesnya untuk mendapatkan ilmu mendesign ini, anda bisa tanpa sadar mengikuti cara berpikir dan hasil yang mirip dengan mereka.

     Sekarang kita lihat peranan arsitek baru lulus ini di biro arsitek besar. Bila dibandingkan dengan biro kecil yang hanya mengerjakan tipologi bangunan tertentu atau banyakan rumah tinggal,  proyek-proyek yang ada di biro arsitektur besar ini lebih bervariatif dari komersial, institusi, masterplan, interior, residential, hotel, bangunan public, dll.
Berbeda juga dari cara kerjanya dengan biro kecil, disini lebih mementingkan kerja tim. Kesuksesannya tergantung pintarnya manajemen dan koordinasi dari project leader dengan client, anggota tim dan direktor diatasnya. Biro ini biasanya mempunyai satu atau dua CEO sebagai pemegang saham terbesar dan dibawahnya beberapa direktur yang membawahi associate dan project leader. 

    Lalu dimana posisi anda sebagai arsitek baru lulus? anda akan mulai dengan bekerja dibawah project leader yang dibawahi associate. Artinya posisi anda ya di rantai terbawah. Untuk satu associate banyak dipercaya berbagai macam proyek dan proyek leader mengambil satu sampai empat proyek untuk ditangani dengan tim dari 4-7 arsitek baru lulus yang jumlah timnya tergantung komplesitas dari proyek.  Ada target tim yang harus dicapai tiap minggunya yang tergantung negosiasi dengan client. 
Kerjaan proyek besar tidak mungkin dibuat sendiri seperti yang terjadi di biro kecil. Satu proyek besar bisa dibagi-bagi kerjaannya tergantung tahapannya. Bila dalam tahap konseptual, ada yang dipercaya menterjemahkan sketsa kasar dari associate atau project leader di cad dengan pertimbangan peraturan bangunan dan tata kota,  ada yang khusus mengolah 3d untuk visualisasi atau presentasi, ada juga yang khusus menghitung program ruang. Bila sudah Tahap dokumentasi, biasanya dibagi-bagi dalam gambar detail. 

    Keuntungan bekerja di perusahaan besar ini, anda bisa terlibat di berbagai macam tipologi bangunan dan mengetahui kompleksitas yang terjadi dalam merencanakan satu proyek besar saja. Anda juga bisa mendapatkan kesempatan berkolaborasi dengan arsitek terkenal dari luar negeri. Biasanya bila clientnya developer ternama, mereka selalu mencari arsitek luar yang terkenal untuk mengangkat brand dari bangunan commercial mereka. Sayangnya arsitek terkenal ini punya batasan di konsep saja, mereka tidak bisa mewujudkannya tanpa bantuan arsitek lokal. 
Keuntungan lainnya, anda bisa mendapatkan review tiap tahunnya dengan melihat hasil kerja anda selama setahun. Bila perusahaan merasa anda sangat berguna dan hasil kerja anda bagus, anda bisa mendapatkan kenaikan gaji atau kenaikan posisi. Bila anda bekerja keras dan beruntung, dalam waktu 3-5 tahun anda bisa menjadi seorang project leader. Untuk mendapatkan posisi yang penting, anda harus sangat aktif di perusahaan ini dan terlihat di mata para associate. 

    Banyak dari lulusan baru hanya diberi tugas yang sama dan di proyek yang sama terus-menerus dalam tahun pertamanya seperti mendesign toilet, tangga, parkiran, lounge, dll. Pentingnya disini anda untuk aktif bertanya dan menyerap pengetahuan yang banyak. Kalau bisa, anda membuktikan pada project leader bahwa anda bisa cepat belajar, bisa kerja di bagian konseptual, dokumentasi, atau koordinasi (bisa multifungsi) dan juga sangat efisien. Bila tidak begitu, anda akan melakukan hal-hal yang sama untuk tahun berikutnya.

     Sisi gelap dari perusahaan besar adalah seringnya banyak kompetisi yang tidak sehat antara sesama kolega demi mendapatkan posisi yang bagus. Kadang-kadang kompetisi yang tidak sehat ini menyebabkan kinerja tim menjadi tidak lancar. Dari segi design, anda akan melihat beberapa gaya yang berbeda tergantung associate atau project leader yang berperan. Beberapa kantor arsitektur besar juga hanya fokus mengejar keuntungan belaka sehingga tidak mementingkan design. Production yang cepat dan berkualitas lebih dipentingkan dibandingkan berlama-lama mencari ide design yang baru dan inovatif.

    Marilah sekarang berbicara dengan gaji arsitek baru lulus di indonesia. Gaji awal dari arsitek yang baru lulus berkisar 2.5 jut sampai 4 juta. Sayangnya karena ketidak jelasan undang-undang keprofesian arsitektur kita, harga jasa profesi arsitektur sangat bervariatif. Bahkan karena banyaknya persaingan, banyak biro kecil  rela dibayar kecil demi mendapatkan proyek.
 Tanpa ada perlindungan keprofesian, semua orang bisa buka biro arsitek tanpa ada sertifikat profesi. Sering sekali banyak arsitek yang baru lulus dan tidak dapat kerja membuat langsung biro arsitektur tanpa pengalaman dan dengan modal nekat saja. Adapun arsitek yang baru lulus karena sudah tidak tahan dengan pekerjaan sebagai tukang gambar yang menuntut jam kerja yang banyak dan gaji kecil, berhenti setelah setahun atau beberapa bulan dan langsung buka biro arsitektur sendiri. 
Akibat dari hal ini, gaji arsitek di tekan sekecil mungkin untuk mendapatkan keuntungan perusahaan. 

   Dikarenakan tidak menariknya gaji menjadi arsitek di Indonesia, banyak arsitek baru lulus mencari kerja di luar negeri. Yang paling banyak dicari adalah negara singapura dan malaysia dikarenakan lokasinya yang dekat. Gaji arsitek baru lulus di singapura bisa sekitar 2500-3000 Sgd sebulan atau berkisaran 24-29 juta sebulan. Memang lebih rendah dibanding gaji arsitek di australia, inggris atau negara eropa lainnya yang bisa mulai dari 50,000 dlr setahun atau sekitar 40 jutaan sebulan. Tapi untuk mendapatkan ijin kerja di negara-negara barat lebih susah dibandingkan singapura.

Kurangnya tenaga kerja muda di Singapura membuat pemerintahnya melonggarkan kebijakan ijin, meskipun akhir-akhir ini sering diprotes oleh warganya karena terlalu banyak orang luar yang masuk. Cara kerja arsitek hampir sama di belahan dunia lain tergantung jenis perusahaannya.
Akhir kata, jangan takut mencoba kedua jenis perusahaan arsitektur ini, belajarlah mencari pengalaman terlebih dahulu sebelum menetukan langkah anda setelahnya. Apakah tetap bekerja di biro konsultan kecil atau besar atau mencoba membuka biro sendiri.



Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

3 comments: