water temple Tadao Ando

Leave a Comment
    Susahnya mencari bangunan satu ini yang di design oleh Tadao Ando. Bayangkan untuk mencapai ke lokasi kita harus berangkat dari Kobe ke arah miko station selama sejam, lalu dilanjutkan dengan express bus ke Amaji island dan kemudian turun di salah satu bangunan mixused Tadao Ando yaitu Awaji Yumebutai. Selanjutnya baru naik lokal bus yang hanya datang tiap sejam sekali.
Sesampainya di halte bis masih harus jalan ke arah bukit.
Pintu masuk bangunan ini terletak di belakang temple lama dan kita harus mengitari dari samping ,melewati kuburan baru sampailah di water temple Tadao Ando

Tapi memang sesampai disana, proyek ini sangat berharga untuk dikunjungi. Benar-benar pengalaman membuka mata dengan ruang-ruang yang dibuat Ando.
Sebenarnya kalau kita lihat secara denah, bangunan ini cukup sederhana dimana komposisinya terdiri dari 2 garis yang satu garis lurus dan lainnya lengkung dijajarkan dengan bentuk oval kolam. Bentuk oval kolam ini ternyata mempunyai denah kotak di lantai bawahnya yang digabungkan dengan ovalnya. Denah kotak inilah yang menjadi inti dan puncak hirarki dari bangunan ini.





Apa yang menarik dari bangunan ini adalah pengalaman sequence ruang dan hirarki yang ditimbulkannya. Sequence dan hirarki yang dirancang Ando memang punya spirit dari tradisional Jepang. Bila anda berkunjung ke tempe Shinto Jepang, anda akan merasakan suatu pengalaman hirarki ruang yang sama.

Pertama kali bertemu dengan bangunan ini yang kita lihat hanyalah jalan setapak ke arah lubang sebuah dinding beton yang mempersiapkan anda untuk masuk suatu atmosfir atau suasana yang baru dan berbeda.
Pintu atau gerbang disini selain berfungsi sebagai pintu masuk juga berfungsi sebagai simbol bahwa anda akan masuk ke dunia yang lain. Menariknya di temple shinto terdapat gerbang kayu sebagai pintu masuk, Disini Ando hanya menampilan dengan dinding beton yang dibolongi sebagai pintu masuk.


Setelah memasuki gerbang, kita hanya melihat tembok beton kedua yang melengkung dan lantai batu putih. Suasana ini hampir sama dengan ruang peralihan antara gerbang di temple shinto dan bangunan utamanya, tapi Ando hanya merekayasa kembali dengan pemakaian dua material yang sederhana. Mungkin tujuan dari ruang ini sebagai suatu tempat perenungan, refleksi atau untuk menyiapkan diri sebelum masuk yang utama.



Setelah kita mengitari tembok beton yang melengkung, sampailah kita ke kolam oval ini. Yang pintarnya kolam ini sangat  kontekstual dengan sekelilingnya. Selain merefleksikan pantulan landscape dari perbukitan di sekelilingnya, kolam ini memang sesuai dengan landscape di daerah ini yang banyak waduk-waduk kecil. 



Barulah setelah mengelilingi kolam kita masuki suatu jalan turun menembus ditengah-tengah kolam tersebut dan merasakan dari dekat efek refleksi pantulan kolam. 




Dengan rasa penasaran kita turun perlahan-lahan menanti kejutan ruang apa lagi yang ada setelahnya. Setelah turun kita hanya melihat dan mengitari lorong yang gelap dengan pemakaian dua material dinding yang berbeda yaitu beton dan kayu yang dicat merah. Apakah mungkin dinding kayu yang dicat merah ini terinspirasi dari tradisi temple Budha di Asia yang sering memakai warna merah, tapi yang jelas pemakaian dua material yang berbeda ini sangat menimbulkan kontras bahwa ada sesuatu yang penting di dalam dinding kayu merah ini.



Benarlah dugaan saya, ada suatu temple Budha di dalam dinding kayu merah ini, Sejenak kita duduk dan merenungkan perjalanan ruang ini dan berdiam diri di ruang yang tenang ini. Memang sungguh tenang bila saya sebagai pengikut Budha dan berdoa di ruangan ini. Menariknya hanya patung Budha ini yang memiliki penerangan alami dari belakangnya seperti Budha yang memancarkan sinar kebajikannya.



Akhir perjalan sebelum kembali ke arah jalan yang sama, saya melihat kembali cahaya yang menyinari kayu bolong-bolong ini yang juga sumber cahaya yang sama yang menyinari patung Budha di sisi dalamnya. Sungguh pengalaman menarik dari ruang-ruang Ando.





Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment